Mereka menggunakan sarung untuk tawuran yang didalamnya di isi batu
Dalam kejadian hari Minggu malam tanggal 26 Maret 2023 pukul 21.10 Wib
Para remaja dari tiga kelompok saling serang menggunakan pentungan dan sarung. bahkan dalam tawuran tersebut, terlihat satu orang remaja yang terjatuh dikeroyok oleh massa lainnya.
Warga yang melakukan tawur sarung ini adalah warga sekitar daerah Pom Bensin Jetis, salah satu remaja yang tertangkap berinisial Y mengatakan, remaja yang terlibat tawuran itu berjumlah sekitar 30 orang. Yang terdiri dari Remaja dusun Jetis dusun Karanglo Desa Kenteng dan Dusun Gamasan kelurahan Bandungan.
Peristiwa itu terjadi selepas santap buka puasa kemudian menjelang shalat taraweh mereka berkumpul di suatu lokasi untuk merencanakan tawuran.
Menurut Supri Petugas Keamanan di SPBU Jetis, yang merupakan anggota organisasi masyarakat Pam Swakarsa Bima Bandungan,mengatakan: Saat dirinya bertugas di Pom bensin melihat beberapa remaja dari arah atas Utara berjalan ke arah dusun Ngunut memasuki Gapura dusun Ngunut yang lokasinya tepat di atas Spbu jetis,beberapa saat kemudian dari arah bawah terlihat gerombolan remaja berjalan menuju gapura Ngunut itu juga, awalnya supri tidak mencurigai,karena semua remaja itu memakai sarung,pikir Supri remaja tersebut mau pulang ke rumahnya selepas melakukan Shalat taraweh ,setelah beberapa menit berselang ,sekitar 15 orang lari menuju arah SPBU sambil berteriak dan mengayunkan sarungnya untuk di cambukkan ke remaja yang ada di sebelahnya,setelah melihat kejadian itu,Supri langsung menghubungi beberapa rekan anggota Pam Swakarsa Bima melalui Group WA (Whatshap) organisasiNya,serta menghubungi melalui HT yang di bawanya,sebelum anggota Pam datang kelokasi SPBU Supri sempat kewalahan untuk melerai karena massa yang melakukan aksi keributan semakin banyak.
Untung sebelum semakin mendekat ke lokasi SPBU beberapa anggota Pam sigap dan datang ke lokasi SPBU untuk membubarkan kerumunan remaja yang sedang baku hantap melakukan tawuran dengan menggunakan sarung.
Aksi tawuran itu baru kali ini terjadi,biasanya saat piket baik Supri maupun Jumiran rekannya keamanan di SPBU.paling menemui remaja yang mabuk dan kejadian yg memicu kriminal.tapi di bulan Ramadan ini terjadi masalah baru. Yaitu Tawur sarung. "Kira-kira jumlahnya minimal 30 orang lebih. jika sampai melakukan pukul-pukulan akan merugikan diri sendiri dan mencoreng suasana Ramadhan kali ini,harusnya suasana nyaman malah bikin ulah serta bikin resah masyarakat konsumen SPBU,"
Aksi tawuran, meresahkan warga sekitar. Terlebih massa menggunakan pentungan,sarung dan ada yang menggunakan petasan, khawatir mengenai warga yang melintas,tegas Supri,mudah-mudahan adanya kejadian ini sebagai awal untuk pengingat dan himbauan kepada semua orang tua dan Guru untuk bisa lebih jeli dalam mendidik serta pengawasan terhadap anak-anaknya.karena di ketahui bahwa yang melakukan tawur sarung ini adalah anak-anak yang berusia belasan tahun atau anak-anak usia pelajar Sekolah menengah pertama ,kemudian Supri menghimbau kepada aparat Kepolisian dan TNI untuk sering melakukan patroli malam dan pembinaan di Sekolah2 untuk antisipasi kenakalan remaja ini,agar generasi remaja harapan bangsa mempunyai akhlak dan perilaku yang baik,demi masa depannya Kelak.
Trisumedi alias Trilondho selaku (Tokoh masyarakat Bandungan,ketua Pamswakarsa) mengatakan pada awak media kejadian itu sangat di sayangkan dan memprihatinkan seharusnya anak muda merupakan generasi penerus yang mengedepankan nilai nilai luhur yang berdasarkan Pancasila dan UUD Republik Indonesia serta belajar sungguh sungguh untuk mencapai cita-cita nya sehingga kelak bisa menjadi putra terbaik bangsa sehingga berguna bagi agama, bangsa negara dan masyarakat serta keluarga.
Doa dan Harapan kejadian ini jangan sampai terulang lagi.tungkas Trisumedi .
(PS)