Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Terkait Talut Ambrol Di Dsn Kenongo ini Keterangannya

Rabu, 20 Maret 2024 | Rabu, Maret 20, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-21T02:35:43Z


Semarang, PortalindonesiaNews.net
- - Pembangunan talut atau tembok penahan tanah (TPT) di dusun Kenongo desa Lemahireng Kabupaten Semarang yang dikerjakan pada bulan Desember 2023 dengan anggaran Rp 70.000.000 (Tujuhpuluh Juta Rupiah) sumber dari bantuan keuangan (Bankeu) untuk desa pada 2023 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

 

Tri sebagai Kades Lemahireng menjelaskan terkait talut yang baru tiga bulan tersebut ambrol dikarenakan kondisi ekstrim curah hujan yang sangat lebat sejak bulan Februari sampai Maret menyebabkan tanah bergerak sehingga terjadi longsor. (19/03)

 

“Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan talut atau tembok penahan tanah (TPT) sudah melalui rapat koordinasi dengan masyarakat serta Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), dan kami sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP),” jelas Tri.

 

“Longsornya tanah akibat curah hujan yang sangat lebat di bulan Maret ini diluar dugaan dan kuasa kami, sehingga menimbulkan kelabilan tanah yang mengakibatkan tanah bergerak dan longsor, adapun korban material yang dialami rumah Bapak Joko sudah diselesaikan dengan dibangun kembali menggunakan dana bersumber Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tahun 2024, yang mana memang kebetulan Bapak Joko tahun ini terdata sebagai penerima RTLH tahun 2024,” ujar Tri.

 


Kasiani sebagai ketua Tim Pelaksana Kegiatan/Tim Pengelola Kegiatan (TPK) menjelaskan bahwan pembangunan tersebut bertujuan mencegah terjadinya longsor tanah tersebut.

 

“Tujuan talut yang kami kerjakan mencegah longsornya tanah yang pernah terjadi sebelumnya, sehingga kami sepakat melakukan pekerjaan talut tersebut,” terang Kasiani.

 

“Kami melaksanakan Talud tersebut sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan pondasi kedalaman satu setengah meter, tinggi satu setengah meter dan panjang duapuluh delapan meter,” tambah Kasiani.

 

Saat kejadian longsornya tanah yang mendorong talut atau TPT, Kades Lemahireng melakukan penanganan awal dengan mencegah korban jiwa, melaporkan kejadian tersebut ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Koramil, Inspektorat hingga Dispermades.

 

“Talut yang di dusun Kenongo RT 2 RW 8 pernah longsor diduga tanah tersebut bersifat labil, kami berupaya semaksimal mungkin, tapi memang diluar prediksi kami terkait curah hujan yang sangat lebat,” terang Kades.



Kaban BPBD Kabupaten Semarang saat di konfirmasi (20/03) menjelaskan bahwa setelah mendapatkan informasi adanya longsor tanah diakibatkan hujam lebat, tim reaksi cepat penanggulangan bencana BPBD Kabupaten Semarang langsung bertindak dan langsung menurunkan alat berat kelokasi, untuk musibah tersebut kami sudah mengkoordinasikan kepada dinas-dinas terkait.

 

Kepala Desa Lemahireng, Tri menyayangkan informasi yang ditayangkan melalui Media Sosial Fecebook, Youtube dan Media Online sangat tidak benar, karena dalam kenyataannya penggunaan anggaran pembangunan tersebut bukan bersumber dari Dana Desa, melainkan Bankeu Prov tahun 2023, dan pelaksanaannya sudah melalui tahap sesuai SOP dan sesuai RAB.

 

“Dalam pemberitaan yang sudah sempat meluas dan mencemarkan nama baik, kami mencoba berkoordinasi dengan pakar hukum terkait informasi bohong atau hoax atas kejadian musibah longsornya talut di dusun Kenongo tersebut, kemungkinan kami akan melakukan upaya hukum agar berita semacam itu tidak terulang lagi,” tutup Tri.

 

(Jans)

×
Berita Terbaru Update