halal bihalal adalah tradisi unik Indonesia yang bermula dari kata Arab ‘halal’ yang berarti diizinkan atau sah . Istilah ini merujuk pada tradisi pasca-Ramadan di mana masyarakat berkumpul untuk saling meminta maaf dan mempererat silaturahmi, khususnya selama Idul Fitri . Makna halal bihalal mencerminkan upaya rekonsiliasi dan memaafkan kesalahan masa lalu, sekaligus memperkuat ikatan komunitas Halal bihalal tidak hanya menjadi wujud dari silaturahmi tetapi juga sebagai sarana untuk bersyukur kepada Allah SWT setelah sebulan penuh berpuasa
Tradisi ini memiliki akar sejarah yang mendalam, berawal dari era Mangkunegara I dan dipopulerkan di Solo pada tahun 1930-an.
Peranannya dalam budaya dan agama, khususnya di kalangan masyarakat Jawa, menegaskan betapa pentingnya halal bihalal dalam memelihara relasi sosial yang harmonis . Artikel ini akan menjelajahi sejarah, makna, dan filosofi, serta bagaimana halal bihalal adalah dilaksanakan, menyoroti pentingnya dalam budaya dan agama .
Lingkungan dinas pendidikan kota semarang korsatpen kecamatan Gunung Pati telah melaksanakan Hallal Bihalal 24/4/2024 yang di ikuti oleh kepala sekolah, guru dan karyawan se kecamatan Gunung Pati. Kegiatan ini di laksanakan di rumah dinas walikota Semarang.
Dalam hal ini di hadiri oleh beberapa pejabat dinas pendidikan kota semarang. Hadir juga walikota semarang (Dr.ir.Hj.Hevearita Gunaryanti Rahayu. S. Sos) untuk tahun ini ky fauzi arkhan sebagai pembicara.
Dr.ir.Hj.Hevearita Gunaryanti Rahayu. S. Sos) sering di sapa ibu ita.
Mengatakan kepada peserta halal bihalal. " Halal bihalal merupakan suatu tradisi yang harus dilakukan setelah berpuasa idul fitri selama 30 hari mengapa karena melalui halal bihalal kita suci kembali saling memaafkan satu sama lain , melalui kegiatan ini dapat meningkatkan silaturohim satu sama lain, saling bersalam salaman satu sama yang lain, melalui halal bihalal ini hidup kita dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara, khususnya di lingkungan pendidikan serta berguna bagi peserta didik kita di sekolah masing-masing ujar ( Dr.ir.Hj.Hevearita Gunaryanti Rahayu. S. Sos) .
Pewarta, saribun