Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jokowi Sebut Impor Jagung Turun Usai Produksi Meningkat

Senin, 22 April 2024 | Senin, April 22, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-04-22T11:26:27Z


    

PortalindonesiaNews.net Kabupaten Boalemo.  Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) meninjau lokasi pembangunanBendungan Bulango Ulu di Desa Tuloa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (22/4/2024).

Penulis: Muhamad Fajar Riyandanu

Editor: Ameidyo Daud Nasution

22/4/2024, 16.25 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyabut tren impor jagung nasional cenderung menyusut ke angka 400-450 ribu ton. Angka ini lebih rendah dari besaran impor jagung periode sebelumnya sebesar 3,5 juta ton.


Jokowi menyampaikan kabar tersebut seusai meninjau panen raya jagung di Kabupaten Boalemo, Gorontalo pada Senin (22/4) Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Jokowi untuk memastikan stok jagung nasional.


"Impor jagung yang dulunya 3,5 juta ton sekarang sudah 400 sampai 450 ribu, memang turunnya banyak," kata Jokowi dalam keterangan pers yang disiarkan oleh Youtube Sekretariat Presiden pada Senin (22/4).


Namun Jokowi juga mengingatkan perlu adanya peningkatan harga jagung di tengah melimpahnya produksi domestik. Dia berharap harga jagung bisa menyaingi harga tahun lalu yang sanggup mencapai Rp 8.000 per kilogram (kg).Pemerintah juga telah menyusun strategi untuk menjaga harga jagung tetap tinggi di tengah menjamurnya pasokan dalam negeri. Satu di antaranya yakni menugaskan Bulog untuk membeli jagung dari petani.


"Sekarang turun menjadi sekitar Rp 4.000 sampai Rp 5.000 per kg. Ini menunjukkan bahwa produksi kita melimpah," ujar Jokowi.

Pemerintah memutuskan untuk menyetop impor jagung untuk memastikan penyerapan produksi jagung dalam negeri bisa berjalan secara optimal dan menjaga harga di tingkat petani. Apalagi, puncak panen raya jagung juga diperkirakan terjadi pada April 2024.


Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.


"Dengan menghentikan impor jagung, diharapkan kebutuhan pakan bagi peternak, khususnya peternak mandiri, dapat dipenuhi dari hasil panen petani lokal," kata Arief dalam keterangan resmi, Sabtu (16/3).


Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), total produksi jagung pada empat bulan awal tahun ini bisa mencapai 5,34 juta ton dan ini melebihi 500 ribu ton dibandingkan produksi pada periode sama tahun sebelumnya.


Pada akhir 2023 lalu, Perum Bulog telah melakukan impor jagung pakan untuk membantu kebutuhan peternak yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku pakan. Arief menjelaskan, bahwa kebijakan impor tersebut bertujuan untuk menstabilkan pasokan pakan peternak.

Redaksi

×
Berita Terbaru Update