Portalindonesianews.net _ CIREBON - percakapan (chat) di ponsel antara Vina Dewi Arsita alias Vina Cirebon dan kedua temannya, Widi dan Mega terungkap.
Dari bukti percakapan singkat (sms) ini terungkap bahwa hingga pukul 22.14. 10 WIB, Vina masih menghubungi Mega untuk mengajaknya keluar bersama.
Fakta ini berkebalikan dengan pengakuan saksi Suroto yang mengaku menemukan Vina dan Eky tergeletak di jembatan Talun, Cirebon pukul 22.15 WIB.
Bukti chat ini diketahui setelah dilakukan ekstraksi data ponsel Vina.
Dari hasil ekstraksi data di nomor 55 tertulis chat Vina ke Mega: "Mau ga mek? Ntar dijemput sma kita".
Selain chat ini, ada lagi percakapan yang menunjukkan kedekatan antara Vina dengan Widi dan Mega.
Kuasa hukum Saka Tatal, Edwin Partogi mengakui bukti percakapan Vina ini sebenarnya sudah dimiliki lama.
Namun pihaknya baru menyadarinya setelah ada saran dari ahli untuk melakukan ekstraksi data di ponsel Vina.
"Saya teringat, bahwa saya punya bukti itu. Ketika saya baca-baca ada yang menarik di angka 58 itu ada kata Widi. Isun udah di rumah Widi. Saya berkesimpulan, keterangan Widi dan Mega tidak berdiri sendiri, didukung adanya bukti percakapan itu,"ungkap Edwin dikutip dari tayangan youtube iNews Official pada Kamis (8/8/2024).
Selain itu, lanjut Edwin, pada angka 55 ada percakapan antara Vina dan Widi yang terjadi pafa pili;l 22.14.10 WIB.
"Di situ ada SMS mengajak untuk keluar atau jalan-jalan mau dijemput kalau mau," terang Edwin.
Hal ini, lanjut Edwin, menunjukkan bahwa di pukul itu Vina masih hidup. Dan ini berbeda jauh dengan putusan 3 perkara di kasus Vina.
Di putusan disebutkan bahwa pada pukul 21.15 ketika melintas dfi depan SMP, mereka diikuti para pelaku, lalu terjadilan persitiwa pembunuhan dan pemerkosaan.
"SMS tersebut yang tidak pernah dihadirkan dalam persidangan," tegas Edwin.
Bukti percakapan sms ini menggugurkan kesaksian Suroto yang menyebut pukul 22.15 Vina dan Eky ditemukan tergeletak di jembatan Talun.
Saat hadir di acara Rakyat Bersuara iNews TV, Suroto juga memastikan pukul 22.15 tersebut.
"Saya ingat karena jam 9 saya patroli di wilayah fly over masih dalam keadaan aman," kata Suroto yang mengaku saat itu jadi mandor desa.
Munculnya bukti sms ini, menurut kuasa hukum Suroto, Razman Nasution menimbulkan tanda tanya.
"Kenapa kok selama ini tidak diungkap ke permukaan. Kenapa mega dan temannya baru bersuara.
Padahal mereka tidak memberikan keterangan di tempat yang seharusnya," kata Razman.
Razman menegaskan, pihaknya sudah memastikan keterangan Suroto tentang waktu menemukan jasad Eky dan Vina.
Dna saat itu Suroto bersumpah bahwa keterangannya sudah benar.
"Dia mengatakan, pak Razman saya bersumpah bahwa saya benar orang pertama yang menemukan almarhum eky dan vina di Jembatan Talun. Tentang jam, saya lupa-lupa ingat jam berapa, tapi lewat jam 22.00. Kan bisa saja setelah percakapan itu, kemudian dia dihabisi," tukas Razman.
Kesaksian Suroto Dibantah Saksi Mata
Sebelumnya, kesaksian Suroto yang menyebut melihat celana Vina Dewi Arsita alias Vina Cirebon melorot saat ditemukan tergeletak bersama Eky di Jembatan Talun pada 27 Agustus 2016 silam, memantik reaksi sejumlah orang yang berada di lokasi kejadian untuk bersuara.
Salah satunya, Adi Haryadi, warga Kudus, Jawa Tengah yang mengaku melihat peristiwa kecelakaan tunggal yang dialami Vina dan Eky.
Adi mengaku tak terima dengan pengakuan Suroto di iNews TV menyebut celana Vina melorot saat ditemukan.
Karena itu lah ketika mengetahui kasus ini ramai, Adi menemui tokoh Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk menceritakan kejadian sebenarnya.
Adi yang seorang pengusaha rongsok asal Kudus mengaku pada tahun 2016 silam dia merupakan musafir dengan tujuan berziarah keliling Pulau Jawa dengan jalan kaki.
"Sampai 2 tahun saya baru pulang, ziarah-ziarah saya," kata Adi dikutip dari tayangan Youtube Kang Dedi Mulyadi, Selasa (6/8/2024).
Dia mengaku baru menyadari dan mengingat telah melihat kejadian Vina Cirebon tahun 2016 silam setelah melihat kasus Vina Cirebon ini viral.
Adi mengaku melihat detik-detik Vina dan Eky sebelum dan sesudah jatuh dari sepeda motor di malam itu.
Namun dalam pemberitaan yang ada cukup aneh baginya karena menjadi korban pembunuhan.
Sedangkan apa yang dia lihat dengan mata kepalanya waktu itu adalah murni kecelakaan.
Adi menceritakan bahwa di hari kejadian itu sore harinya hujan mengguyur wilayah Talun Cirebon.
Baru pada malam harinya hujan berubah menjadi gerimis.
Adi saat itu membawa nasi hasil pemberian orang sambil berjalan kaki dengan tujuan jalan kaki arah Rajagaluh Sumedang dan melintasi TKP fly over Talun.
"Saya lagi megang nasi mau makan, dikasih nasi sama orang di jalan, abis gerimis cari tempat teduh saya," kata Adi.
Posisi Adi ada duduk di seberang jalan TKP Vina dan Eky terkapar.
Kondisinya agak sepi, namun beberapa pengendara motor masih melintas.
Tiba-tiba dia melihat sepeda motor melaju kencang kemudian mengalami kecelakaan.
"Saya ngelihat (jatuh), dari jarak kurang lebih 30-25 meter, kelihatan jelas waktu itu,
itu yang laki ngehantem tiang (PJU) langsung ke aspal, motornya ngesrek, yang perempuan ngehantem trotoar," kata Adi.
Setelah dikejutkan kecelakaan itu, dia pun mencoba mendekat kemudian di belakang arah motor Vina dan Eky ada pengendara motor yang juga berhenti.
Pengendara motor ini juga mencoba membantu korban yang sedang terkapar.
Sampai kemudian satu demi satu pengendara motor lain datang disusul kemudian Polisi mendatangi TKP.
"Di belakang itu ada motor berhenti, jauh itu, bukan (yang ngejar), langsung berhenti di situ," kata Adi.
"Yang pas saya (lajur seberang TKP) juga ada motor berhenti, jangan diapa-apain pak, nanti ada apa-apa, ada lagi datang," sambung dia.
Kejadian itu, kata Adi, dilaporkan ke Polisi setelah dia meminta kepada pengendara yang melintas.
Adi pun mengaku tetap berada di TKP sampai kedua korban selesai dievakuasi sebelum akhirnya dia berjalan kaki melanjutkan perjalanan ke arah Sumedang.
Dia juga memastikan bahwa apa yang dia lihat ciri-ciri korban sesuai dengan foto korban Vina dan Eky.
"Saya lihat di situ sampai selesai diangkat," kata Adi.
Kenapa baru mau memberikan kesaksian sekarang?
Adi mengaku selama dua tahun dia menjadi musafir sehingga tidak tahu apa yang terjadi setelah itu.
Lalu, kini dia semakin terpanggil untuk bersuara setelah melihat Suroto di TV.
"Saya lihat Suroto di iNews TV, ada melorot itu, maaf ini. Itu gak betul," katanya.
Adi menantang saksi Banpol Desa Suroto yang memberikan kesaksian berbeda dengannya.
"Banpol desa (Suroto) katanya celana melorot, pertemukan sama saya orangnya, itu fitnah orang yang sudah meninngal. Itu murni kecelakaan," kata Adi.
Adi menjelaskan dia tidak pernah dijadikan saksi di kasus Vina Cirebon tahun 2016 silam.
Setelah korban dievakuasi, Adi melanjutkan jalan kaki keliling pulau jawa.
Adi tidak tahu menahu bahwa kejadian tersebut disebut pembunuhan pada tahun 2016 silam.
"Dulu kan saya jalan kaki pak, gak tahu apa-apa, denger juga baru-baru ini, ramenya juga baru-baru ini kan," kata Adi.
"Masa kok pembunuhan, gitu kan, kan waktu itu yang saya lihat itu," sambung dia.
Kepada Dedi Mulyadi, Adi mengaku siap jika dibutuhkan untuk memberikan kesaksian jika dibutuhkan.
Dedi Mulyadi pun langsung mempertemukan Adi dengan pengacara Peradi dan membuat pengakuannya di depan notaris.
Selain Adi Haryadi, saksi lain yang melihat VIna dan Eky kecelakaan juga mulai mau tampil ke publik.
Dia adalah Ismail, dan anaknya, Purnomo yang mengetahui detik-detik Vina dan Eky mengendarai motor sebelum terjadi kecelakaan tunggal.