Cirebon, PortalindonesiaNews.net – Sidang pertama peninjauan kembali (PK) keenam terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky digelar di Pengadilan Negeri Cirebon Kelas IB, Rabu, 4 September 2024. Majelis hakim awalnya berencana menggelar sidang secara tertutup dengan alasan adanya materi yang terkait kekerasan asusila terhadap korban.
Namun, rencana ini ditentang oleh tim kuasa hukum para terpidana. Setelah negosiasi, sidang akhirnya disepakati untuk digelar terbuka untuk umum, kecuali saat membahas materi terkait kekerasan seksual. “Kami senang karena setelah negosiasi, sidang disepakati terbuka, kecuali jika ada materi kekerasan seksual asusila. Ini keputusan yang bijaksana,” ujar Ketua Tim Kuasa Hukum dari Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), Otto Hasibuan, Rabu, 4 September 2024.
Otto menjelaskan kepada portalindonesianews.net bahwa pengajuan PK tersebut didasarkan pada temuan novum atau bukti baru, bukan untuk memeriksa ulang materi perkara pembunuhan Vina dan Eky. “Ini bukan pemeriksaan material, tetapi permohonan PK dengan dasar adanya novum,” jelasnya.
Dalam persidangan, tim kuasa hukum membacakan tiga memori PK untuk para terpidana. Rivaldi, salah satu terpidana, mengajukan memori PK atas putusan kasasi Mahkamah Agung, sementara terpidana Eko mengajukan PK terhadap putusan Pengadilan Tinggi. Empat terpidana lainnya—Eka, Hadi, Suprianto, dan Jaya—mengajukan PK terkait putusan Pengadilan Negeri Cirebon.
Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (DPN Peradi) telah menyiapkan 50 saksi untuk mendukung pengajuan PK oleh keenam terpidana. “Puluhan saksi yang kami siapkan terdiri dari 30 saksi fakta dan 20 saksi ahli,” ungkap Otto Hasibuan di PN Cirebon, Rabu, 4 September 2024,
Otto menjelaskan bahwa para saksi akan dihadirkan pada setiap persidangan PK di PN Cirebon untuk membuktikan dalil-dalil atau novum yang ditemukan oleh timnya. Novum tersebut, menurut Otto, adalah bukti baru yang belum pernah diungkap dalam persidangan sebelumnya, yang digelar pada tahun 2016. Ia meyakini bahwa beberapa novum yang sudah disiapkan dapat memengaruhi putusan hakim, sehingga keenam terpidana diharapkan dapat terbebas dari vonis hukuman atas kasus kematian Vina dan Eky.
Laporan: iskandar