Foto istimewa/saribun |
Acara ini tidak hanya mengenalkan anak-anak pada potensi bahaya akibat gempa seperti reruntuhan bangunan atau benda berat yang jatuh, tetapi juga melatih mereka untuk bertindak tepat saat bencana terjadi, seperti mencari tempat berlindung, melindungi kepala, dan cara keluar dari bangunan dengan aman. Sosialisasi sejak dini ini bertujuan menciptakan generasi yang lebih sadar dan siap menghadapi bencana alam.
Baca juga artikel menarik lainnya di:tawuran-di-jalan-solo-semarang-boyolali.html
Menurut Daryono, koordinator SDN Pakintelan 1, “Kegiatan ini diharapkan membuat anak-anak tidak takut atau panik saat gempa terjadi. Mereka dibekali dengan pengetahuan kesiapsiagaan sehingga dapat menyelamatkan diri dari bencana. Kami juga menggunakan sendra tari untuk menambah daya ingat anak-anak.”
Simulasi ini berlangsung dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Bpbd Kota Semarang, Babinsa-Bhabinkamtibmas, serta komunitas lokal seperti Tim Kuda Lumping Tulabu Pakintelan dan Karang Taruna Pakintelan. Meskipun wilayah Gunungpati belum mengalami gempa besar sejak tahun 1856, wilayah ini berpotensi terkena dampak dari sesar aktif seperti Sesar Kaligarang dan Gribig, sehingga sosialisasi dan simulasi ini sangat penting sebagai bentuk kesiapsiagaan.
Baca juga artikel menarik lainnya di: kelompok-masyarakat-resmi-dilarang.html
Pentas Sendra Tari "Anggada Laku Budarna"
Selain simulasi, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan sendra tari bertajuk “Anggada Laku Budarna” yang menceritakan kisah Dewi Sri, simbol kesuburan dan ketahanan pangan. Dalam cerita ini, tokoh Anggada, makhluk imajinatif berbulu merah, bersama Sempati, seekor burung yang peka terhadap alam semesta, melawan Kala Gumarang yang merusak kehidupan masyarakat dengan bencana alam. Melalui pentas ini, anak-anak diajak untuk selalu waspada dan tanggap terhadap bencana.
Simulasi dan pentas seni ini diharapkan mampu memperkuat budaya sadar bencana di kalangan siswa dan masyarakat, serta meningkatkan kesiapan dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang.
(Red/Saribun)